Rintik Hujan Tak Sendirian

Akhir dari suatu penantian yang terus berseteru dengan waktu,membuat hatiku ada kelegaan sendiri dalam menghadapi permasalahan yang terus merongrong dan menyentuh.

Suara dengungan Izzatul Islam dari hadapan sana berkecamuk menemaniku yang sedang menghalau kebimbangan yang tak berkesudahan. Memantau hal yang sebenarnya membuatku suka dan tidak suka.

Entahlah, semua berkembang dari  satu slide ke slide yang lain. Indah. Menawan yang memandang. Buruk rupa hati pun tak memisahkan dan memang tak perlu dipisahkan secara paksa.meski harus ada upaya untuk ke arah yang benar.

“Enyahkan, Sad” kata Utam yang mendadak duduk disampingku, sambil menghela napasnya yang naik turun.

Aku hanya menengoknya sejenak dan beralih ke lamunan. Ah,bukan lamunan karena aku tak begitu suka dengan yang namanya melamun. Aku sedang memikirkan bagaimana mencari jalan keluar dari permasalahkanku sebagai seorang mahasiswa manajemen . Ya, manajemen. Yang harusnya pandai mengelola segalanya dengan apik dan tertata rapi.

“Aku pernah memikirkan hal yang sama sepertimu, Sad”tambahnya kali ini ia memandangku agak dalam. Kamera SLR menggantung dilehernya

Aku beralih pandang dengan dunia lamun eh imajinasiku.

“Bahkan aku pernah berada pada posisi yang lebih berat dari kau”

Aku pun seperti terhipnotis dengan kata-katanya

“,……?” aku mengerutkan kening

Giliran temen satu kampus dan satu jurusanku itu mengindahkan pandangannya. Menatap jauh kea rah yang jauh. Berlebihan kah kata-kata ku? Ya sudahlah, tak ada editor secanggih diriku untuk menilai diriku dalam tulisan-tulisan yang aku toreh.

Terhempas dengan puluhan jemari yang menenggelamkanku ke dalam imajinasi yang hebat sekalipun terkadang tak terkontrol sama sekali. Oke lah, taruh kata aku bukan seorang Ahmad Fuadi yang begitu lincah menghidupkan tokoh Alif Fikri yang begitu lincah seolah dia ada dan nyata hadir dalam kisah yang seperti  kubilang tadi, hidup. Bukan pula tokoh Bahrul yang begitu mantapnya mengisi  tokoh Dalam Lindungan Ka’bah-nya Hamka. Ubah yang ada memang tidak sulit sih..but I’ve to change slowly but sure and you know what happened.

“ Aku dulu pernah, di asingkan oleh orang-orang yang merasa dirinya hebat dan wah dalam berbagai aspek. Menganggapku begitu pecundangnya, tak ada masa depan sama sekali, beban masyarakat , laki-laki letoy dan berbagai kiasan yang meluncur kepadaku begitu tajamnya.” Ada nada serak disana.

Aku masih memperhatikannya dengan sorotan mata yang  mempemirsakan pihak kedua.

Nyatanya, aku tak pernah sendirian dalam penderitaan.

Tetesan hujan pun mulai rintik-rintik bergelayutan, lalu menemukan titik jatuh.

hujan rerintik

rintik bergelayutan,lalu berjatuhan

Drama Bintang tak bersinar

Dari suatu malam yang terus bergelimang bintang, Aku hanya menyaksikan dua orang sedang kompetisi kata-kata.Aku mendapati bintang saat keluar barusan, mencari sesuatu untuk dimakan bersama.Yang aku dapati ketika masuk Matanya menyalang dengan emosi ,raut mukanya tak manis sama sekali dipandanh.Oh My Lord, what should they do?
Mestinya tak ada perdebatan macam setan kesetanan yang terlanjur ditelanjangi angin.
Ah,mereka bijak?dimana letak kebijakannnya?saling tumpang tindih mengajukan yang terhebat opininya. Aku hanya bisa mengapresiasi kebaikan yang tersisa pada mereka. Kebaikan yang ada hanya musiman belaka. Aku tertawa hanya sisa.
Satu tokoh sangat verbalitas yang kosong arti.Paham?oh tentu tidak! Macam-macam kata yang tak lebih dari sampah malam.Nasi goreng itu kering.Sedapnya menguap dan dingin ulah angin.Dimana letak penghargaan perjuangan membeli dan menjemput sejumput nasi goreng.Kecewa, pastinya.
Ada yang tertohok diujung sana.mata-mata yang telah sangat tertunduk sekali.angin kantuk yang menggeliat berujung menggerutu dan membiarkan kemubaziran antah berserakan. Sediakah kau menyapunya?ah,cetak-cetak neraka telah diukir.Dimana letak kedakwahannya? Bullshit!!!
“ Kau Salah,kau harus koordinasi dan terlalu banyak pertimbangan…!!!”
“Aku akan keluar dari forum ini dan keluar dari Lembaga Dakwah Kampus ini jika tak ada kelanjutan sama sekali dari diskusi ini.Buat apa? Banyak ummat disana yang menunggu diri kita.”
Jus alpukat itu enak.Lebih enak dari suasana yang dekat enek. Satu lagi ada yang ngomong. Aku akan mendengarkan dengan seksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya kalau bisa sambil tidur-tidur curi.Pffuuh, panjang kali lebar kali tinggi dibagi emosi jadi dua, perlombaan kata-kata in- telek, ini intelektual atau tekstual yang penuh membual.
Yang duduk tenang menjadi terdakwa malam ini.merasa dipojokkan dan terkucilkan oleh alam.
“Yang pasti harus ada ikhwan, sekalipun ada tak takut menghadapi. Tapi ya itu tadi kurang ahsan.pada dasarnya kita butuh ikhwan untuk didampingi. Ana pikir hanya komunikasinya yang kurang.Kan ada sms atau telepon kek.Akhirnya,ana Tanya ke bawah ada nggak yang telah disampaikan ke bawahan.Ana kecewa ada komunikasi yang selalu tercancel.”
“ Ana melihat dia dan dia seperti ada sesuatu .Dibilang Tom & Jerry bukan,entah apaan”
Sang pemimpin itu menyahut dengan nada seperti biasa,“Ana kasih kebebasan kepada kaderisasi,silahkan berhubung dengan langsung dewan syuro,jangan ke ana selaku mas’ul.”
“Kalau ke Dewan Syuro,apa gunanya seorang pemimipin.kepengurusan ini!”Sambut lain agak ‘sarkastis’.
Baju batik melekatnya dan menemani pembicaraan didepan, yang lain terpancing suasana yang tak pernah ada senangnya sama sekali.
Yang lain ikut mentahtakan hal yang tak paham sama sekali.pakai bahasa-bahasa yang bergaya cendekia namun bobot minta ampun parahnya.
“ yang lain kroco-kroco, nunggu keterbukaan. Harus ada yang berlaku sebagai bapak dan sang kaput jadi layaknya ibu”
Satu perempuan ikut berbicara. Dengan nada yang menculas.disahut laki-laki berbatik yang sok hebat menuangkan kata yang sebenarnya sangat klasik sekali. Bah, apa yang perlu dipertanyakan lagi kalau sudah pada kesudahan yang terdampar pada kebaikan.
“Koordinasi harus bertambah sedari awal.”
“Namun, antum perlu menyadari bahwa strukturalnya salah sekali”
Dimulai lagi,waktu telah menunjukkan ayam berkokok. Memolor terus tak ada keprofesionalan sama sekali.
“sudah selesai pembahasan kita!” ucap sang moderator,namun itu hanya berlaku pada sesi yang ketiga.terus menerus berulang.
“Jadikan LDK sebagai syiar,bukan syiar jadikan LDK”
“Alhamdulillah sekarang kan saya tinggal di Bekasi.sehingga bisa memantau kinerja mereka.Dana kas mereka mencapai 5 juta. Dana tersebut diperoleh dari sisa bakti sosial Bantar Gebang “tutur yang lain agak melegakan dengan kabar baik itu.
Aku sendiri seperti memasuki dunia yang asing dan bukan pencerahan sama sekali.

deras rasa asa

bukan bintang ruang

Salam,dunia!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can alway preview any post or edit you before you share it to the world.